NEWS DETAIL

  1. Galery Kegiatan
  2. Warisan Sunan Bonang: Seni, Dzikir, dan Transformasi Kebudayaan Jawa

Warisan Sunan Bonang: Seni, Dzikir, dan Transformasi Kebudayaan Jawa

by | Nov 18, 2025

Sunan Bonang dilahirkan pada tahun 1465 M di Lasem, Majapahit dengan nama As-Sayyid Raden Maulana Makhdum Ibrahim. Ia adalah putra Sunan Ampel dengan Dewi Candrawati. Meninggal pada tahun 1525 dan dimakamkan di Kutorejo, Tuban.

Sunan Bonang banyak mengubah sastra berbentuk suluk atau tembang tamsil. Antara lain Suluk Wijil yang dipengaruhi kitab Al Shidiq karya Abu Sa’id Al Khayr. Sunan Bonang juga mengubah tembang Tamba Ati (dari bahasa Jawa, berarti penyembuh jiwa) yang kini masih sering dinyanyikan orang. Sunan Bonang juga menggubah gamelan Jawa yang saat itu kental dengan estetika Hindu, dengan memberi nuansa baru. Dialah yang menjadi kreator gamelan Jawa seperti sekarang, dengan menambahkan instrumen bonang. Gubahannya ketika itu memiliki nuansa dzikir yang mendorong kecintaan pada kehidupan transedental (alam malakut). Tembang “Tombo Ati” adalah salah satu karya Sunan Bonang.

Sunan Bonang terkenal dalam hal ilmu kebathinannya. Ia mengembangkan ilmu dzikir yang berasal dari Rasullah SAW, kemudian dia kombinasi dengan kesimbangan pernapasan [butuh rujukan] yang disebut dengan rahasia Alif Lam Mim ( ا ل م ) yang artinya hanya Allah SWT yang tahu. Sunan Bonang juga menciptakan gerakan-gerakan fisik atau jurus yang Dia ambil dari seni bentuk huruf Hijaiyyah yang berjumlah 28 huruf dimulai dari huruf Alif dan diakhiri huruf Ya’. Ia menciptakan Gerakan fisik dari nama dan simbol huruf hijayyah adalah dengan tujuan yang sangat mendalam dan penuh dengan makna, secara awam penulis artikan yaitu mengajak murid-muridnya untuk menghafal huruf-huruf hijaiyyah dan nantinya setelah mencapai tingkatnya diharuskan bisa baca dan memahami isi Al-Qur’an.

Penekanan keilmuan yang diciptakan Sunan Bonang adalah mengajak murid-muridnya untuk melakukan Sujud atau Salat dan dzikir. Hingga sekarang ilmu yang diciptakan oleh Sunan Bonang masih dilestarikan di Indonesia oleh generasinya dan diorganisasikan dengan nama Padepokan Ilmu Sujud Tenaga Dalam Silat Tauhid Indonesia.

Red. Afrahilla Calista