Para guru dan para pendidik sekalian, marilah kita renungkan kembali amanah besar yang Allah titipkan kepada kita. Tugas kita sebagai pendidik itu tidak hanya sekadar mengisi jam pelajaran. Ada empat amanah yang harus kita jalankan: mengajar, melatih, membina, dan mendoakan.
Mengajar adalah tugas pertama yang berkaitan dengan ilmu. Kita menyampaikan pengetahuan, membuka wawasan, dan menunjukkan jalan agar siswa mampu memahami. Namun kita perlu sadar, seberapa hebat pun cara kita mengajar, kita hanyalah penyampai. Yang membuat mereka benar-benar paham adalah Allah.
Melatih adalah tugas kedua. Ini urusan pembiasaan, kedisiplinan, ketekunan, dan keterampilan. Melalui latihan, siswa belajar tentang usaha dan kesungguhan. Latihan itu membentuk karakter mereka, bukan hanya kemampuan fisiknya.
Membina adalah tugas yang menyentuh sisi hati dan spiritual. Kita memberi teladan, menanamkan nilai, mengarahkan adab, serta menjaga akhlak para siswa. Tanpa pembinaan ini, ilmu yang mereka terima bisa menjadi kosong dari manfaat.
Dan yang terakhir, yang sering terlupakan padahal paling menentukan, adalah mendoakan. Kita boleh mengajar sekuat tenaga, melatih dengan penuh keseriusan, membina dengan sepenuh hati… tetapi hasil akhirnya tetap berada di tangan Allah. Dialah yang membuka hati. Dialah yang menurunkan pemahaman. Dialah yang menjadikan ilmu itu melekat dan bermanfaat.
Maka ketika seorang pendidik menyebut nama murid-muridnya dalam doa, itu bukan sekadar pelengkap. Itulah puncak ikhtiar seorang guru. Karena doa memberikan ruh pada usaha, dan tawakal menjadikan setiap langkah terasa ringan.
Tugas kita hanyalah berusaha sebaik-baiknya: mengajar, melatih, membina, dan mendoakan. Hasilnya serahkan kepada Allah. Dengan empat amanah itu, semoga kita menjadi pendidik yang diberkahi, yang ilmunya bermanfaat, dan yang amalnya terus mengalir bahkan setelah kita tiada.







